Dalam satu dekade terakhir, lebih dari 495 juta are, setara 200,32 juta
hektare (ha), lahan di dunia telah dijual atau disewakan lintas negara.
Indonesia merupakan salah satu negara yang paling banyak menjadi incaran
negara-negara berkembang dan kaya.
Hal itu terungkap dari laporan The Land Matrix Partnership berjudul
"Transnational Land Deals for Agriculture in the Global South".
Analis itu menyebutkan, dari 84 negara yang menjadi bidikan pemodal
asing, 70 persen lahan yang diincar berada di 11 negara. Dari 11 negara
itu, tujuh di antaranya merupakan negara-negara yang mendiami Benua
Afrika.
11 Negara Paling diburu pemodal asing itu adalah:
1. Sudan
Saat ini Kementerian Pertanian Sudan telah berhasil mengadakan kerja
sama dengan Vietnam, Pakistan dan Jepang dalam bidang penanaman padi.
Sudan memiliki luas lahan pertanian yang sangat luas sekitar 84 juta
hektar, namun yang sudah digarap baru sekitar 35 persen.
2. Ethiopia
Ethiopia telah menyetujui 815 proyek pertanian bermodal asing sejak
tahun 2007. Tanah Ethiopia dapat disewa dengan harga $1 per hektar per
tahun. Negara-negara emirat seperti Saudi, Qatar, Kuwait, dan Abu Dhabi
merupakan pembeli terbesar. Pada tahun 2008, Saudi mengumumkan
pengurangan produksi sereal sebesar 12 perse demi konservasi air.
Sebagai gantinya, Saudi menyediakan $5bn sebagai pinjaman untuk
perusahaan yang ingin berinvestasi di luar negeri dalam sektor pertanian
yang potensial. Foras, perusahaan investasi Saudi yang didukung oleh
Islamic Development Bank dan para investor kaya Saudi, berencana untuk
membeli lahan di Mali, Senegal, Sudan, dan Uganda. Perusahaan telah
menyediakan dana sebesar $1bn dan berharap dapat mensuplai 7 juta ton
beras bagi pasar Saudi dalam 7 tahun ke depan.
3. Mozambik
Ekonomi Mozambik telah berkembang sejak berakhirnya Perang Saudara
Mozambik (1977-1992), namun negara ini masih salah satu termiskin di
dunia dan paling terbelakang. Pada tahun 1987, pemerintah memulai
serangkaian reformasi ekonomi makro yang dirancang untuk menstabilkan
perekonomian. Langkah-langkah ini, dikombinasikan dengan bantuan donor
dan stabilitas politik sejak pemilihan multi-partai pada tahun 1994,
telah membawa perbaikan dramatis dalam tingkat pertumbuhan negara itu.
Inflasi dibawa ke digit tunggal selama akhir 1990-an meskipun kembali ke
dua digit di 2000-02.
4. Zambia
Zambia adalah sebuah negara yang terkurung daratan di Afrika bagian
selatan. Negara yang tidak memiliki garis pantai ini berbatasan dengan
Republik Demokratik Kongo di sebelah utara; Tanzania di timur laut;
Malawi di timur; Mozambik, Zimbabwe, Botswana, dan Namibia di selatan;
dan Angola di barat. Zambia dahulu bernama Zambezia Utara dan kemudian
Rhodesia Utara. Namanya kini berdasarkan sungai Zambezi.
5. Kongo
Perang bersaudara berlangsung berkepanjangan di Kongo sejak 1998 yang
menghancurkan serta menyeret seluruh wilayah tersebut dan negara-negara
di sekitarnya. Aksi kekerasan tersebut telah menghancurkan infrastruktur
dan perekonomian negara tersebut. Sumber mineral negeri tersebut, yang
berlimpah, telah disedot untuk mendanai perang dan bagi keuntungan
pribadi sementara kebanyakan warganya hidup di bawah garis kemiskinan.
6. Tanzania
Berada di bagian timur Afrika. Negara ini berbatasan dengan Kenya dan
Uganda di sebelah utara; Rwanda, Burundi dan Republik Demokratik Kongo
di barat; Zambia, Malawi dan Mozambik di selatan; dan Samudra Hindia di
bagian timur
7. Filipina
Filipina merupakan negara di Asia Tenggara yang diketahui menjadi target
akuisisi pemodal asing. Tak kurang dari 74 perjanjian dengan luas areal
6,6 juta hektare (ha) dikembangkan di negara tersebut. Jika merujuk
pada data yang bisa diandalkan, luas areal yang dieksploitasi mencapai
5,2 juta ha.
8. Indonesia
Indonesia mempunyai proyek yang dikembangkan mencapai 24 perjanjian
dengan luas lahan 3,36 juta ha (data lain menyebutkan 1,3 juta ha)
dengan pihak asing.
9. Laos
Pemerintah Laos - salah satu dari sekian negara komunis yang tersisa -
memulai melepas kontrol ekonomi dan mengizinkan berdirinya perusahaan
swasta pada tahun 1986. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi melesat dari
sangat rendah menjadi rata-rata 6% per tahun periode 1988-2004 kecuali
pada saat krisis finansial Asia yang dimulai pada 1997. Seperti negara
berkembang umumnya, kota-kota besarlah yang paling banyak menikmati
pertumbuhan ekonomi. Ekonomi di Vientiane, Luang Prabang, Pakxe, dan
Savannakhet, mengalami pertumbuhan signifikan beberapa tahun terakhir.
Laos tercatat memiliki 40 perjanjian dengan luas areal 1,1 juta ha
dengan pihak asing.
10. Pakistan
Topografi Pakistan terdiri dari kawasan pegunungan Transhimalaya,
dataran tinggi, gurun serta lembah sungai Indus yang menjadi kawasan
pertanian tersubur. Pertanian menjadi andalan ekonomi Pakistan, selain
industri ringan. Komoditas pertanian unggulannya adalah beras, gandum
dan kapas. Besarnya potensi pertanian Pakistan membuat ia sempat
mencapai swasembada pangan.
11. India
Ekonomi India dulunya banyak tergantung dari pertanian, namun sekarang
ini hanya menyumbang kurang dari 25% dari PDB. Industri penting lainnya
termasuk pertambangan, petroleum, pengasahan berlian, film, tekstil,
teknologi informasi, dan kerajinan tangan. Kebanyakan daerah industri
India berpusat di kota-kota utamanya. Tahun-tahun belakangan ini, India
telah muncul sebagai salah satu pemain terbesar dalam perangkat lunak
dan business process outsourcing, dengan pendapatan sekitar AS$17,2
miliar pada 2004-2005. Dan ada juga banyak industri skala kecil yang
meyediakan lapangan kerja yang stabil bagi penduduk di kota kecil dan
pedesaan.